Obat Batuk Untuk Ibu Hamil Yang Kondusif Bagi Janin
Obat Batuk untuk Ibu Hamil tentu dilarang sembarangan, lantaran dilarang membahayakan ibu terutama janin didalam kandungan. Gejala flu (batuk, hidung tersumbat, bersin-bersin dan sakit pada tenggorokan) yang disebabkan oleh virus dan biasanya memang akan sembuh dalam waktu 3-4 hari. Memang tanda-tanda batuk sering sangat mengganggu dan anda ingin meminum obat untuk meredakan batuk.
Minum obat batuk yang ketika ini banyak tersedia di warung, atau apotek bagi ibu hamil memang boleh dilakukan. Namun tentu harus, memperhatikan label kontra indikasi dan memperhatikan info warta sebagai berikut:
Apabila dalam waktu dua hari sesudah mengonsumsi obat bebas, tanda-tanda batuk dan flu tidak membaik atau bahkan semakin parah, segera lakukan investigasi ke Rumah sakit untuk menerima penanganan medis. Hal tersebut tentu untuk menghindari terjadinya gangguan pada pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Ringkasan:
Minum obat batuk yang ketika ini banyak tersedia di warung, atau apotek bagi ibu hamil memang boleh dilakukan. Namun tentu harus, memperhatikan label kontra indikasi dan memperhatikan info warta sebagai berikut:
- Obat pereda nyeri (analgesik). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pertanda bahwa obat analgesik (seperti acetaminophen / paracetamol), tidak mengakibatkan risiko keganjilan pada janin. Namun obat pereda nyeri ibuprofen, asam asetil salisilat dan obat golongan non steroid anti inflamasi lainnya tidak dianjurkan dikonsumsi ibu hamil dengan usia kehamilan trimester (3 bulan terakhir), lantaran sanggup memicu terjadinya kelahiran prematur dan keterlambatan penutupan katup jantung pada janin di dalam kandungan.
- Obat pereda batuk dextromethorphan. Dalam penelitian Obat pereda batuk jenis ini tidak mengatakan adanya penyebab gangguan atau keganjilan pada janin.
- Obat flu dekongestan pseudoephedrine dan phenylephrine ialah kandungan obat yang paling banyak menjadi komposisi pada obat bebas. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, juga tidak ditemukan risiko keganjilan janin apabila ibu hamil mengonsumsi obat ini.
- Obat flu dalam bentuk semprot atau tetes hidung yang mengandung xylometazoline and oxymetazoline yang juga banyak ditemukan pada obat bebas. Juga kondusif dipakai selama tidak dipakai secara berlebihan.
- Obat antihistamin (anti alergi). Diphenhydramine dan chlorpheniramine banyak ditemukan pada obat bebas yang sanggup meredakan flu. Obat mengakibatkan efek samping mengantuk, namun menurut penelitian tidak ditemukan risiko keganjilan pada janin.
- Obat batuk pengencer dahak (ekspektoran), biasanya mengandung guafenesin. Dan hingga ketika ini tidak ada laporan peningkatan risiko keganjilan janin apabila dikonsumsi ibu hamil.
- Sebelum memakai obat, lakukan langkah pengobatan batuk secara alami, menyerupai meningkatkan konsumsi air putih, jus buah atau sayur, istirahat lebih banyak dan memakai uap untuk melancarkan hidung tersumbat dan mengencerkan dahak pada tanda-tanda flu dan batuk.
- Hindari konsumsi obat batuk pada ibu hamil, apabila usia kehamilan masih dibawah tiga bulan, kecuali anda telah melaksanakan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
- Obat batuk dan flu yang tersedia di pasaran cukup kondusif untuk kehamilan apabila dipakai dalam jangka pendek, tidak untuk jangka panjang.
- Pastikan Obat Batuk yang dikonsumsi ibu hamil, tidak mengandung zat-zat berbahaya yang membahayakan kondisi janin.
Apabila dalam waktu dua hari sesudah mengonsumsi obat bebas, tanda-tanda batuk dan flu tidak membaik atau bahkan semakin parah, segera lakukan investigasi ke Rumah sakit untuk menerima penanganan medis. Hal tersebut tentu untuk menghindari terjadinya gangguan pada pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Ringkasan:
- Obat Batuk untuk Ibu Hamil yang ketika banyak tersedia di pasaran, sebaiknya tidak dikonsumsi sebelum usia kehamilan diatas 3 bulan,
- Konsumsi obat batuk bagi ibu hamil dilarang berlebihan atau terus menerus lantaran membahayakan janin.
Comments
Post a Comment